AYAT-AYAT SETAN
Tulisan ini merupakan lanjutan dari episode tulisan BERKENALAN DENGAN
IBLIS. Mohon maaf, saya bukan “ahli kesetanan”, cuma sedang belajar ngaji dan
lalu membaginya dengan anda semua yang saya cintai di rumah sehat Kompasiana.
Untuk
melengkapi studi pendahuluan tentang iblis dan setan, dalam al-Qur’an kata
iblis disebut sebelas kali dalam bentuk mufrad, tunggal, tidak ada yang
berbentuk jamak: abaaliisu atau abaalisatu. Hal ini mungkin mengindikasikan
bahwa iblis itu nama diri sebagai tokoh sentral, pemimpin tunggal yang
membawahi, mengatur dan mengendalikan setan-setan sebagai bala tentaranyanya.
Surat asy-Syu’ara ayat 94 dan 95 mengisyaratkan: “Maka mereka
(sesembahan-sesembahan itu) dijungkirkan ke dalam neraka bersama orang-orang yang
sesat, dan bala tentara iblis semuanya.” Sedangkan kata setan disebut 70 kali
dengan rincian: 52 berbentuk mufrad dan 18 berbentuk jamak. Semua ayat yang
bermuatan setan mengandung konotasi perilakumereka yang asli, yaitu membujuk,
merayu, menggoda dan segala khittah untuk menyesatkan manusia, kecuali ayat 82
al-Anbiya’ dan ayat 37 Shaad. Dalam 2 ayat tersebut setan yang berwatak
beringas dan tak kenal kompromi bisa dikerjai oleh Nabi Sulaiman untuk membuat
bangunan dan menyelam ke dasar laut untuk mengambil perhiasan. Mereka itu
mungkin termasuk setan-setan yang dungu atau sedang non aktif karena cuti atau
saking pinternya Nabi sulaiman. Apapun sebabnya, yang jelas itu adalah pertanda
kehebatan Nabi Sulaiman berkat kehendak Allah. (sekarang terbalik, Sulaiman-sulaiman
masa kini justru banyak yang dikerjain setan, sekaligus dijadikan agen-agen
kepercayaan setan).
Dengan
segala teknik, taktik dan strategi, iblis dan setan terus menerus berusaha
menghancurkan bani Adam sebagai musuh bebuyutan. Pada saat iblis terusir dari
surga, dengan perasaan dendam membara, dihadapan Allah iblis menyatakan:
“Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan duduk
menghalang-halangi mereka (Adam dan keturunannya) dari yang lurus. Kemudian
saya akan mendatangi mereka dari depan dan dari belakang, dari kanan dan kiri
mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati mereka mau bersyukur,”(al- A’raf 16 dan
17). Yang mengerikan adalah bahwa posisi pertempuran antara Bani Adam dan iblis
sangatlah menguntungkan iblis dan pasukannya karena: “Sesungguhnya ia dan
pengikut-pengikutnya bisa melihat kamu, sedangkan kamu tidak bisa melihat
mereka,” (al-A’raf 27). Ibarat bermain tinju, bagaimanpun hebatnya petinju,
jika matanya tertutup, tidak bisa melihat lawan pasti dengan mudah bisa
dikalahkan. Demikian juga sehebat-hebatnya manusia, hanya rahmat dan
perlindungan Allah semata yang bisa menyelamatkan manusia dari ‘tinju’nya
iblis. Itu sebabnya kita diperintahkan membaca ‘ta’awudz’ supaya tidak merasa
hebat, sok kuat dll sehingga mudah dimangsa oleh iblis.
0 komentar: