SAUDARI KU, APA YANG MENGHALANGI MU UNTUK BERHIJAB
gejolak nafsu seksual pada setiap
manusia adalah sangat besar dan membahayakan.
Ironinya, bahaya itu timbul ketika
nafsu tersebut ditahan dan dibelenggu. Jika terus menerus ditekan, ia bisa
mengakibatkan ledakan dahsyat.
Hijab wanita akan menyembunyikan
kecantikannya, sehingga para pemuda tetap berada dalam gejolak nafsu seksual
yang tertahan, dan hampir meledak, bahkan terkadang tak tertahankan sehingga ia
lampiaskan dalam bentuk tindak perkosaan atau pelecehan seksual lainnya.
Sebagai pemecahan masalah tersebut,
satu-satunya cara adalah membebaskan wanita dari mengenakan hijab, agar para
pemuda mendapatkan sedikit nafas bagi pelampiasan nafsu mereka yang senantiasa
bergolak di dalam. Dengan demikian, hasrat mereka sedikit bisa terpenuhi.
Suasana itu lalu akan mengurangi bahaya ledakan gejolak nafsu yang sebelumnya
tertahan dan tertekan.
Bantahan
Sepintas, statement di atas secara
lahiriah nampak logis dan argumentatif. Kelihatannya, sejak awal, pihak yang
melemparkan jalan pemecahan tersebut ingin mencari kemaslahatan bagi masyarakat
dan menghindarkan mereka dari kehancuran. Padahal kenyataannya, mereka justru
menyebabkan bahaya yang jauh lebih besar bagi masyarakat, yaitu menyebabkan
tercerai-berainya masyarakat, kehancurannya, bahkan berputar sampai seratus
delapan puluh derajat pada kebinasaan.
Seandainya jalan pemecahan yang mereka
ajukan itu benar, tentu Amerika dan Negara-negara Eropa serta Negara-negara
yang berkiblat kepada mereka akan menjadi negara yang paling kecil kasus
perkosaan dan kekerasannya terhadap kaum wanita di dunia, juga dalam
kasus-kasus kejahatan yang lain.
Amerika dan negara-negara Eropa amat
memperhatikan masalah ini, dengan alasan kebebasan individual.
Di sana, dengan mudah anda akan
mendapatkan berbagai majalah porno dijual di sembarang tempat. Acara-acara televisi,
khususnya setelah pukul dua belas malam, menayangkan berbagai adegan tak
senonoh, yang membangkitkan hasrat seksual. Bila musim panas tiba, banyak
wanita di sana membuka pakaiannya dan hanya mengenakan pakaian bikini. Dengan
keadaan seperti itu, mereka berjemur di pinggir pantai atau kota-kota pesisir
lainnya. Bahkan di sebagian besar pantai dan pesisir, mereka boleh bertelanjang
dada dan hanya memakai penutup ala kadarnya. Terminal-terminal video rental
bertebaran di seluruh pelosok Amerika dengan semboyan "Adults Only"
(khusus untuk orang dewasa). Di terminal-terminal ini, anak-anak cepat tumbuh
matang dalam hal seksual sebelum waktunya. Siapa saja dengan mudah bisa menyewa
kaset-kaset video lalu memutarnya di rumah atau langsung menontonnya di tempat
penyewaan.
Rumah-rumah bordil bertaburan di
mana-mana. Bahkan di sebagian negara, memajang para wanita tuna susila
(pelacur) di etalase sehingga bisa dilihat oleh peminatnya dari luar.
Apa kesudahan dari hidup yang serba
boleh (permisif) itu? Apakah kasus perkosaan semakin berkurang? Apakah kepuasan
mereka terpenuhi, sebagaimana yang ramai mereka bicarakan? Apakah para wanita
terpelihara dari bahaya besar ini?
Data Statistik Amerika
Dalam sebuah buku berjudul "Crime
in U.S.A" terbitan Pemerintah Federal di Amerika --yang ini berarti data
statistiknya bisa dipertanggungjawabkan karena ia dikeluarkan oleh pihak
pemerintah, tidak oleh paguyuban sensus-- di halaman 6 dari buku ini ditulis:
"Setiap kasus perkosaan yang ada selalu dilakukan dengan caua kekerasnlz
dan
iru terjadi di Amerika setiap enam
menit sekali. " Data ini adalah yang tejadi pada tahun 1988 , yang
dimaksud dengan kekerasan di sini adalah dengan menggunakan senjata tajam.
Dalam buku yang sama juga disebutkan:
- Pada tahun 1978 di
Amerika tejadi sebanyak 147,389 kasus perkosaan.
- Pada tahun 1979 di
Amerika tejadi sebanyak 168,134 kasus perkosaan.
- Pada tahun 1981 di
Amerika tejadi sebanyak 189.045 kasus perkosaan.
- Pada tahun 1978 di
Amerika tejadi sebanyak 211.691 kasus perkosaan.
- Pada tahun 1978 di
Amerika tejadi sebanyak 211.764 kasus perkosaan.
Data statistik ini, juga data-data
sejenis lainnya – yang dinukil dari sumber-sumber berita yang dapat
dipertanggungjawabkan-- menunjukkan semakin melonjaknya tingkat pelecehan
seksual di negara-negara tersebut. Tidak lain, kenyataan ini merupakan
penafsiran empiris (secara nyata dan dalam praktik kehidupan sehari-hari) dari
firman Allah:
"Hai Nabi, katakanIah kepada
isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin, 'Hendaklah
mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka'. Yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu
....."(Al Ahzab: 59 )
Sebab turunnya ayat ini, --sebagaimana
yang disebutkan oleh Imam Qurthubi dalam tafsirnya—karena para wanita biasa
melakukan buang air besar di padang
terbuka sebelum dikenalnya kakus
(tempat buang air khusus dan tertutup). Di antara mereka itu dapat dibedakan
antara budak dengan wanita merdeka. Perbedaan itu bisa dikenali yakni kalau
wanita-wanita merdeka mereka menggunakan hijab. Dengan begitu, para pemuda
enggan mengganggunya.
Sebelum turunnya ayat ini,
wanita-wanita muslimah juga melakukan buang hajat di padang terbuka tersebut.
Sebagian orang-orang dujana mengira kalau dia adalah budak, ketika diganggu,
wanita muslimah itu berteriak sehingga laki-laki itu pun kabur. Kemudian mereka
mengadukan peristiwa tersebut kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ,
sehingga turunlah ayat ini.
Hal ini menegaskan, wanita yang
memamerkan auratnya, mempertontonkan kecantikan dan kemolekan tubuhnya kepada
setiap orang yang lain lalang, lebih berpotensi untuk diganggu. Sebab dengan
begitu, ia telah membangkitkan nafsu seksual yang terpendam.
Adapun wanita yang ber-hijab maka dia
senantiasa menyembunyikan kecantikan dan perhiasannya. Tidak ada yang kelihatan
daripadanya selain telapak tangan dan wajah menurut suatu pendapat. Dan
pendapat lain mengatakan, tidak boleh terlihat dari diri wanita tersebut selain
matanya saja.
Syahwat apa saja yang bisa
dibangkitkan oleh wanita ber-hijab itu? Instink seksual apa yang bisa
digerakkan oleh seorang wanita yang menutup rapat seluruh tubuhnya itu?
Allah mensyari'atkan hijab agar
menjadi benteng bagi wanita dari gangguan orang lain. Sebab Allah Subhanahu Wata'ala
mengetahui, pamer aurat akan mengakibatkan semakin bertambahnya kasus pelecehan
seksual, karena perbuatan tersebut membangkitkan nafsu seksual yang sebelumnya
tenang.
Kepada orang yang masih mempertahankan
dan meyakini kebenaran syubhat tersebut, kita bisa menelanjangi kesalahan
mereka melalui empat hakikat:
Pertama, berbagai data statistik telah
mendustakan cara pemecahan yang mereka tawarkan.
Kedua, hasrat seksual terdapat pada
masing-masing pria dan wanita. Ini merupakan rahasia Ilahi yang dititipkan
Allah pada keduanya untuk hikmah yang amat banyak, diantaranya demi
kelangsungan keturunan. jika boleh berandai-andai, andaikata hasrat seksual itu
tidak ada, apakah keturunan manusia masih bisa dipertahankan? Tak seorang pun
memungkiri keberadaan hasrat dan naluri ini. Tetapi, dengan tidak
mempertimbangkan adanya naluri seksual tersebut tiba-tiba sebagian laki-laki
diminta berlaku wajar di tengah pemandangan yang serba terbuka dan telanjang.
Amat ironi memang.
Ketiga, yang membangkitkan nafsu
seksual laki-laki adalah tatkala ia melihat kecantikan wanita, baik wajah, atau
anggota tubuh lain yang mengundang syahwat. Seseorang tidak mungkin melawan
fitrah yang diciptakan Allah (kecuali mereka yang dirahmati Allah), sehingga
bisa memadamkan gejolak syahwat-nya tatkala melihat sesuatu yang
membangkitkannya.
Keempat, orang yang mengaku bisa
mendiagnosa nafsu seksual yang tertekan dengan mengumbar pandangan mata kepada
wanita cantik dan telanjang sehingga nafsunya akan terpuaskan (dan dengan
demikian tidak menjurus pada perbuatan yang lebih jauh, misalnya pemerkosaan
atau pelecehan seksual lainnya), maka yang ada hanya dua kemungkinan:
Pertama, orang itu adalah laki-laki
yang tidak bisa terbangkitkan nafsu seksualnya meski oleh godaan syahwat yang
bagaimana pun (bentuk dan jenisnya), ia termasuk kelompok orang yang dikebiri
kelaminnya sehingga dengan cara apa pun mereka tidak akan merasakan keberadaan
nafsunya.
Kedua, laki-laki yang lemah syahwat
atau impoten. Aurat yang dipamerkan itu tak akan mempengaruhi dirinya.
Apakah orang-orang yang membenarkan
syubhat tersebut (sehingga dijadikannya jalan pemecahan) hendak memasukkan kaum
laki-laki dari umat kita ke dalam salah satu dari dua golongan manusia lemah di
atas? Na'udzubillah min dzalik
0 komentar: