Recent Posts

Senin, 08 April 2013

0 komentar

KEBERHARGAAN SANG WAKTU




Demi matahari, cahaya, dan  kehangatanya pada pagi hari. Demi bulan ketika mengiringgi matahari. Demi siang saat menampakkan matahari. Demi malam yang menutupi matahari. Demi langit dan pembuatanya. Demi bumi serta penghamparaannya. Demi jiwa dan penyempurnaanya. Allah mengilhamkan kepada jiwa soal dua pilihan : kejahatan atau kebaikan. Sungguh bahagia orang yang telah menyucikan jiwanya, dan merugilah yang mencemarinya (QS Al-Syams[91]:1-10)
Ayat diatas merupakan salah satu redaksi ayat Al-Qur’an yang mengunakan kata waktu. Dapat pula kita lihat dari berbagai redaksi ayat Al-Qur’an yang lain yang mengunakan kata waktu yang didahului dengan wau qasam yang menunjukkan sumpah, misalnya: Wal-‘ashri (demi masa), Wadh-dhuha (demi cahaya pagi yang mulai bergerak), Wal-qamari idzatalaha (demi bulan ketika mengelilingi matahari), Wanahari idza jallaha (demi siang bila menampakkan matahari). Wal-fajri (demi waktu fajar), dan masih banyak lagi.
Hal ini menunjukkan betapa sangat penting dan berharganya waktu sehingga Allah pun harus bersumpah untuknya. Pepatah Arab pun mengatakan “ waktu bagaikan pedang, jika engkau tidak memamfaatkanya, ia akan memotong lehermu “.
Masa, waktu, dan zaman akan terus bergerak, tidak dapat dipercepat atau diperlambat walaupun sedetik. Dan disetiap waktu,  situasi pun akan terus berubah dan tidak akan pernah sama.
Waktu merupakan momentum untuk berprestasi. Demi masa, demikian Allah bersumpah. Bukan main –main tentunya, karna Allah menegaskan  sesungguhnya merugilah manusia yang tidak memerhatikan waktu yang dimilikinya. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Ashr ayat 1-3 :
“Demi masa. Sesunguhnya manusia itu benar – benar dalam kerugian, kecuali orang – orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”
Menyikapi ayat ini imam Syafi’i berkata : “ Seandainya manusia memahami ayat ini cukuplah agama ini baginya….” Apa maksudnya ? surat ini merupakan intisari bahwa hidup adalah kumpulan waktu. Dimana orang yang tidak mampu mengunakan waktu dijamin akan merugi . waktu adalah kunci sukses kita. Dalam buku Tarbiyah Dzatiyah kiat sukses manajemen diri, mengambil ispirasi dari telaah Imam Syafi’i atas Surat Al-Ashr plus pengalaman beliau dalam mengoptimalkan waktu, kita lejitkan potensi biasa dengan prestasi luar biasa. Kuncinya adalah memberdayakan waktu, memberdayakan diri, memberdayakan sarana, menemukan momentum, melahirkan ide segar, kerja dengan benar untuk hasilkan karya besar. 
Maka sangat merugilah orang yang tidak menyikapi dan memamfaatkan waktu sebagai sebuah rahmat yang tiada terhitung nilainya. Sangat perlu bagi kita untuk memaknai dan memamfaatkan waktu dengan rasa tanggung jawab yang besar. Sehinga, kita dapat mengisi waktu dengan hal – hal yang produktif dan bermamfaat.
Susunlah tujuan hidup kita dan buatlah perencanaan kerja berdasarkan kemampuan dengan motto Plan your work and work your plan ; berkerjalah dengan rencana, kemudian kerjakan rencanamu. Jangan katakan “Ah, hari esok kan masih ada “.
Siapa yang dapat menjamin bahwa hari esok kita akan tetap bisa melihat mentari pada pagi hari?.
 Berkhayal dalam ruang kosong itulah gambaran bagi orang yang hanya pintar membuat rencana, tetapi tidak melaksanakannya. Hal yang miris pun terjadi dikalangan umat islam yang dulu memiliki kejayaan di berbagai bidang keilmuan yang kini masih berjalan ditempat tetapi tidak melakukan karya nyata. Manusia modern sudah berbincang tentang kehidupan di bulan, tetapi umat islam masih riuh membicarakan hal – hal yang seharusnya tidak perlu dibahas dengan perdebatan – perdebatan yang cenderung mempertajam perbedaan dikalangan umat .
            Ibarat selembar kertas kehidupan, waktu terus kita tulis dengan coretan – coretan kalimat kerja dan prestasi. Dimana setiap detik nafas kehidupan yang kita miliki selalu berisikan dengan kreasi dan karya – karya yang yang tak hanya dapat dinikmati diri sendiri namun dapat dinikmati banyak orang.
            Perlu kita ketahui bahwa eksistensi kita dimuka bumi ini bukan sekedar menambah jumlah penduduk dan kita bukanlah  sekedar objek tetapi juga sebagai subjek dibumi ini.
 Maka jangan pernah kita melewatkan waktu kita tampa makna dan tampa kerja. Apa yang kita raih pada masa yang akan datang sangat ditentukan dengan apa yang kita lakukan pada saat ini; what we are going tomorrow we are becoming today.
Dan berkaryalah sebanyak – banyaknya dengan waktu yang telah kita miliki. Sesungguhnya, kewajiban seorang manusia di bumi lebih banyak dari pada waktu yang tersedia.


                                                            By : Ika Damayanti




0 komentar:

Best viewed on firefox 5+